10 Juli
Jika hasil proses hitung cepat (quick count) yang diselenggarakan sejumlah lembaga terpercaya itu benar--dan ada alasan untuk menilainya sebagai kebenaran--maka peluang kemunculan fasisme di Indonesia telah di kalahkan.
Beberapa minggu terakhir, Indonesia, negeri berpenduduk terbesar no.4 di dunia, nampaknya nyaris memilih seorang pembunuh massal yang selama sekian dekade bekerja melayani AS.
Ia menyerukan supaya pemilihan langsung dihapus. Ia pernah ngelantur panjang lebar tentang fasisme dan kediktatoran, serta belakangan ini memanfaatkan Kopassus dan Intelijen dalam operasi senyap untuk mengacaukan pemilu.
Namun pada Rabu 9 Juli, suatu hari yang tak akan terlupakan oleh sejarah, Jenderal Prabowo Subianto kalah tipis di bilik suara.
Hari itu saya menghabiskan waktu di kampung kelas pekeja miskin. Ada aroma keseriusan ketika orang beramai-ramai ke TPS.
Ketika hasil pemilihan kian jelas, seorang laki-laki kerempeng yang duduk di atas kursi kayu mengatakan: "Rakyat menang."
Ia tidak tersenyum. Ia kelihatan lega.
Allan Nairn
Link ke versi Bahasa Inggris
NOTE TO READERS: News and Comment is looking for assistance with translating blog postings into other languages, and also with fund raising and distributing the blog content more widely. Those interested please get in touch via the e-mail link below.
NOTE TO READERS RE. TRANSLATION: Portions of News and Comment are now available in Arabic, Brazilian Portuguese, Danish, French, German, Russian and Spanish translation (click preceding links or Profile link above) but translation help is still needed -- particularly with older postings, in these and all other languages.
NOTE TO READERS RE. POTENTIAL EVIDENCE: News and Comment is looking for public and private documents and first-hand information that could develop into evidence regarding war crimes or crimes against humanity by officials. Please forward material via the email link below.
Email Me